30 March 2010

Need More Time! More Energy!

In The Name of Allah The Most Gracious The Most Merciful

Saat menulis post ni saya tengah sibuk menyiapkan report final year project. Due date lusa. Tak pastilah sempat siapkan tak sebelum lusa ni.
Report dah start menulis lama dah, tapi akhirnya jadi kerja last minute jugak. Alhamdulillah waktu ni dah tak sibuk dengan mana-mana program. Jadi boleh fokus sepenuhnya pada report ni.

Kebelakangan ni banyak sangat benda yang terjadi. Ada kalanya mematahkan semangat yang selama ni kuat untuk menempuhi apa jua cabaran yang mendatang. Tapi setiap yang Allah tentukan ke atas diri kita pasti ada hikmah yang tersembunyi di sebaliknya. Dalam kita melaungkan seruan dakwah dan islah, di situlah kita akan di uji dan di tarbiah oleh Allah. Sekiranya kita dapat mengharungi segala halangan dan kepayahan, insyaallah lepas tu datang cabaran dan halangan yang sama kita takkan lagi berduka kerana kita pasti di penghujungnya menantikan sebuah kabahagiaan buat kita. Kalau tidak di dunia, di syurga kelak insyaallah.

Tak sabar menunggu hari khamis ni. Nak balik rumah. Rindu pada keluarga. I need to recharge myself.

Need More Time! More Energy! To recover...

NUR

21 March 2010

Bila la lagi dapat berkumpul macam ni ye?

 In The Name Of Allah The Most Gracious The Most Merciful

Seusai program interfaith dialogue kami ajk2 berkumpul. Ada sedikit jamuan. Rindu nak berkumpul sama-sama dengan sahabat saling bertanya khabar bergurau senda mengeratkan ukhwah antara satu sama lain. Teringat dulu ketika di Tahun 1  saya mengikuti usrah. Terasa rapat dengan sahabat-sahabat. Pertemuan yang di atur demi menggapai redhaNYA pasti akan terasa kemanisannya. Teringat kata seorang sahabat saya, "Ikatan hati hasil dari usrah, takkan dapat digambarkan dengan perkataan tapi hanya dapat dirasai oleh hati-hati yang ditiupkan roh ukhwah ke dalam hatinya."

Dua bulan lagi saya bakal menamatkan pengajian saya untuk ijazah insyaallah. Terasa masa berlalu dengan sangat pantas. Bagai kelmarin baru saya mendaftar ke USM. Kini dah nak melangkah keluar dah dari sini. Kehidupan kat USM ni banyak mengajar kematangan dalam diri saya. Sikit sebanyak apa yang saya kutip di kutip di sini harapnya tidak sia-sia macam tu je.

Mungkin program Interfaith Dialogue ni merupakan program terakhir saya di USM. Alhamdulillah kalau di lihat dari sambutan ramai yang hadir. Dewan SK4 penuh. Tapi kejayaan sesuatu program ukurannya bukanlah kuantiti orang yang menghadirinya tapi sejauh mana keberkesanan program ini kepada hati-hari yang mendengar ini dan seterusnya membuatkan mereka berfikir hakikat yang sebenarnya. Kita tak ingin bilangan yang ramai yang hanya datang mendengar masuk telinga kanan tetapi keluar telinga kiri. Kita ingin mereka yang hadir mendengar dan akhirnya meresapi ke dalam hati. Semoga Allah membuka pintu hati mereka yang benar-benar ikhlas mengharapkan hidayahNYA.

Bila la lagi dapat berkumpul macam ni ye? Bersama-sama mengembleng tenaga untuk terus menegakkan kalimahnYA. Pasti terasa rindu tatkala mengingat kembali detik-detik ni.Moga kita tak futur dari jalanNYA. Ameen.


NUR

14 March 2010

"I dont know. Coz I never see Him"

In The Name of Allah The Most Gracious The Most Merciful

A Muslim ask a tourist which is an atheist when he comes to masjid for a visit.
"Why do you  not believe in god?"
"I dont know. Coz I never see Him."
"You may go to the church, temple and they can show you god. But I'm sorry, I cant show you god. Because He is beyond His creation. Nothing cant be compared to Him. We cannot put any image into Him because anything that we can imagine, it's all His creation. Sir, do you know how's this universe come?"
"I dont know..."
"But I know. Its stated in this Book(Quran) which is given to prophet Muhammad 1400 years ago in the desert who cannot read and cannot write. Dont you think it's a miracle?"

"Do not the Unbelievers see that the heavens and the earth were joined together (as one unit of creation), before we clove them asunder? We made from water every living thing. Will they not then believe?"

(Al-Anbiya:30)

Then the atheist starting to ask about god. That is how we can approach the atheist. They can be convinced with modern science and facts. Then they will start to think that there's must be 'something' above who created this.

For example Antony Flew, a British philosopher, Oxford professor, and leading champion of atheism for more than fifty years, honestly followed the evidence and renounced his naturalistic faith in 2004. In a published interview with another philosopher, Flew said, "My whole life has been guided by the principle of Plato's Socrates: Follow the evidence, wherever it leads."

After chewing on his scientific worldview for more than five decades, Flew concluded, "A super-intelligence is the only good explanation for the origin of life and the complexity of nature."

Previously, in his central work, The Presumption of Atheism (1976), Flew argued that the "onus of proof [of God] must lie upon the theist." However, at the age of 81, Flew shocked the world when he renounced his atheism because “the argument for Intelligent Design is enormously stronger than it was when I first met it." In his same 2004 interview, Flew shared, "It seems to me that the case for an Aristotelian God who has the characteristics of power and also intelligence, is now much stronger than it ever was before."

The story of Antony Flew reminds us that physics and metaphysics are not mutually exclusive. True science asks us to follow the observational evidence, no matter what the destination. Does life really occur in a naturalistic vacuum? Or do its design, order, and complexity necessitate something more?

Antony Flew is an honest thinker who ultimately acknowledged the existence of God. Like many of us, recognition is a huge step. However, when it comes to the questions of God, purpose, meaning, origins, and destinies, can we rest in mere recognition? What about Dr. Flew’s observations of Intelligent Design -- the immensity, intensity, and intricacy of it all -- don’t they compel us to move forward and seek additional signposts for truth in our life journeys?

"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur'an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu? Ingatlah bahwa sesungguhnya mereka adalah dalam keraguan tentang pertemuan dengan Tuhan mereka. Ingatlah, bahwa sesungguhnya Dia Maha Meliputi segala sesuatu. 
(Al-Fussilat:53-54)

*Atheism is traditionally defined as disbelief in the existence of  God. As such, atheism involves active rejection of belief in the existence of God

10 March 2010

Jangan Kau Tangisi Apa Yang Bukan Milikmu

Dalam perjalanan hidup ini seringkali kita merasa kecewa. Kecewa sekali. Sesuatu yang luput dari genggaman, keinginan yang tidak tercapai, kenyataan yang tidak sesuai harapan.

Dan sungguh sangat beruntung andai dalam saat-saat tergoncangnya jiwa, masih ada setitik cahaya dalam kalbu untuk merenungi kebenaran. Masih ada kekuatan untuk melangkahkan kaki menuju majlis-majlis ilmu, majlis-majlis dzikir yang akan mengantarkan pada ketenteraman jiwa.

Hidup ini ibarat belantara. Tempat kita mengejar berbagai keinginan. Dan memang manusia diciptakan mempunyai kehendak, mempunyai keinginan. Tetapi tidak setiap yang kita inginkan bisa terbukti, tidak setiap yang kita mahu bisa tercapai.Dan tidak mudah menyedari bahwa apa yang bukan menjadi hak kita tak perlu kita tangisi. Banyak orang yang tidak sedar bahwa hidup ini tidak punya satu hukum: harus berjaya, harus bahagia atau harus-harus yang lain.

Betapa banyak orang yang berjaya tetapi lupa bahwa sejatinya itu semua pemberian Allah hingga membuatnya sombong dan bertindak sewenang-wenang. Begitu juga kegagalan sering tidak dihadapi dengan benar. Padahal dimensi tauhid dari kegagalan adalah tidak tercapainya apa yang memang bukan hak kita. Padahal hakikat kegagalan adalah tidak terengkuhnya apa yang memang bukan hak kita.

Apa yang memang menjadi jatah kita di dunia, entah itu rezeki, jawatan atau kedudukan, pasti akan Allah sampaikan. Tetapi apa yang memang bukan milik kita, ia tidak akan kita bisa miliki. Meski ia nyaris menghampiri kita, meski kita mati-matian mengusahakannya.

"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berdukacita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.." (al-Hadiid: 22-23)

Demikian juga bagi yang sedang galau terhadap jodoh. Kadang kita tak sedar ketentuan Allah tentang jodoh kita, bukannya meminta yang terbaik dalam istikharah kita tetapi benar-benar ketentuan Allah: "yang pentingnya harus dia Ya Allah! Harus dia, kerana aku sangat mencintainya." Seakan kita jadi yang menentukan segalanya, kita meminta dengan paksa. Dan akhirnya kalau pun Allah memberikannya maka tak selalu itu yang terbaik. Boleh jadi Allah tak mengulurkannya tidak dengan kelembutan, tapi melemparkannya dengan marah kerana niat kita yang terkotor.

Maka wahai jiwa yang sedang gundah, dengarkan ini dari Allah:

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kamu. Dan boleh jadi kamu mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kamu. Allah Maha mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui." (al-Baqarah: 216)

Maka setelah ini wahai jiwa, jangan kau hanyut dalam nestapa jiwa berkepanjangan terhadap apa-apa yang luput darimu. Setelah ini harus benar-benar difikirkan bahwa apa-apa yang kita rasa perlu di dunia ini harus benar-benar perlu, bila ada relevansinya dengan harapan kita akan bahagia di akhirat. Kerana seorang Mu'min tidak hidup untuk dunia, tetapi menjadikan dunia untuk mencari hidup yang sesungguhnya: hidup di akhirat kelak.

Maka sudahlah, jangan kau tangisi apa yang bukan milikmu!

NS

Peace and Happiness

In The Name of Allah The Most Gracious The Most Merciful

Hari ni hari pertama pameran sempena Interfaith Dialogue yang akan diadakan malam esok. Hari yang sangat penat. Tapi alhamdulillah masih diberi kekuatan untuk meneruskan perjuangan yang masih jauh di hadapan. Di sepanjang jalan yang saya lalui ni, saya berusaha mengutip semangat dan pengalaman dari insan-insan yang banyak membantu dan mengajar saya erti sebuah perjuangan. Saya melihat bagaimana insan-insan ini diuji dengan dugaan dan ujian yang saya sendiri mungkin tak mampu untuk memikulnya. Tapi Allah sudah berfirman yang DIA takkan pernah menguji kita dengan sesuatu yang tak mampu kita pikul.

Tika diuji, itulah masanya kita berhenti untuk mengoreksi diri sendiri dan muhasabah di mana kesilapan kita yang sebelum ini. Andai kita mampu bersabar dan meneruskan hidup ini dengan penuh redha kepada segala ketentuannya, di situlah kita akan temui PEACE and HAPPINESS yang sebenar. Tika ini jugalah teman di sisi penting buat kita. Saling ingat mengingatkan dan berpesan-pesan, saling bahu menbahu dan bantu membantu. Ketika kita jatuh dan terluka, kita pasti mengalami kesukaran untuk bangkit kembali. Tapi dengan kehadiran sahabat dan teman yang menghulurkan tangannya ketika kita jatuh, dengan mudah kita akan mampu bangun kembali. Di situlah letak kemanisan sebuah ukhwah. Ia akan tetap subur dan mekar sekiranya ukhwah tersebut terjalin kerana Allah.

Setiap ujian yang datang bukanlah untuk menjatuhkan kita tetapi sebaliknya untuk terus memberikan kita peringatan dan teguran serta untuk meningkatkan lagi darjat keimanan kita kepada Allah. Kita pasti diuji untuk setiap yang kita sampaikan kepada orang lain. Semoga kita tetap teguh dan diberi kekuatan olehNYA. Tanpa kita, Islam pasti akan tersebar dan terserlah kebenarannya. Tapi Allah memilih kita dan memberikan kita peluang untuk menyebarkan agamaNYA. Hargailah setiap peluang yang muncul dalam hidup kita kerana DIA terlalu sayang kepada hambaNYA dan takkan pernah DIA menzalimi hambaNYA.

ALLAH SAID:
IF YOU NEVER FELT PAIN, OR EXPERIENCED PROBLEMS,
HOW WOULD YOU KNOW I AM A HEALER?

IF YOU NEVER MADE A MISTAKE,
HOW WOULD YOU KNOW I'M FORGIVING?

IF YOU WERE NEVER HURT,
HOW WOULD YOU KNOW I CAN COMFORT YOU?

IF YOUR LIFE WAS PERFECT,
THEN WHY WOULD YOU NEED ME?

TRUST IN ALLAH. THEN YOU WILL FIND YOUR TRUE PEACE AND HAPPINESS

“I am as My servant thinks I am. I am with him when he makes mention of Me. If he makes mention of Me to himself, I make mention of him to Myself; and if he makes mention of Me in an assembly, I make mention of him in an assemble better than it. And if he draws near to Me an arm's length, I draw near to him a fathom's length. And if he comes to Me walking, I go to him at speed.”
It was related by al-Buhkari (also by Muslim, at-Tirmidhi and Ibn-Majah).
 NUR

07 March 2010

Interfaith Dialogue (Peace and Happiness)

Persatuan Mahasiswa Islam USM
&
Islamic Propagation Society International(IPSI)

menganjurkan

Interfaith Dialogue (Dialog Antara Agama)

11 Mac 2010, 8.00pm-11.00pm
di
Dewan Sains Kemasyarakatan 4,
USM Pulau Pinang
dengan kerjasama

Persatuan Pelajar  Buddhist USM
Persatuan Kebudayaan India USM
Persatuan Kristian AGAPE

tampil dengan menghembus angin kelainan

dengan tajuk "Peace & Happiness"
membongkar rahsia Keamanan dan Kebahagiaan setiap agama

bagi mencetuskan suatu keharmonian dalam hidup bermasyarakat. .

bertepatan dengan tema,
" Embrace Diversity,Discover Common Ground and Work Together for Peace "


oleh
4 orang speaker yang bukan calang-calang orangnya..

 

Speaker Islam menampilkan Bro Nicholas Sylvester Abdullah
Pengerusi Jawatankuasa Dakwah
Pertubuhan Jamaah Islah Malaysia (JIM) &
Pengerusi Hidayah Centre

Speaker Christian menampilkan Mr Chew Phye Keat,
a lawyer in Messrs Raja, Darryl & Loh Firm, Petaling Jaya
Elder of Petaling Jaya Gospel Hall,
Chairman of Fellowship of Evangelical Students (FES) Malaysia

Speaker Buddhist menampilkan Sister Surya a/p Dharamdass,
Mahindarama Sunday Pali School, Penang

Speaker Hindu menampilkan Swami Brahmaananda Saraswati ,
The Founder of Dhyana Ashram, Kulim Kedah
.
dimoderatorkan oleh

Bro Kamaruddin Abdullah,
Presiden IPSI(Islamic Propagation Society International, Penang

Interfaith Dialogue juga..

membawa kepada anda julung-julung kalinya..

"Pameran Peace & Happiness"

di Foyer Perpustakaan Hamzah Sendut 1
bermula 9.00pagi - 5 petang

10 - 11 Mac 2010

Semua dijemput hadir!
Masuk adalah Percuma!
Sesi soal jawab turut diadakan!
Perbahasan berlangsung dalam bahasa Inggeris!

Jom, kita sama-sama memeriahkan,
UNITY FOR PEACE
^_^

Maklumat lanjut, hubungi:
Hamdi 019 5596654
Sakinah 013 5055980

05 March 2010

Sebarkan kasih sayang

In the Name of Allah The Most Gracious The Most Merciful

Blog ni dah terasa sepi pulak tanpa post yang baru..Belum berkesempatan untuk menulis. ALhamdulillah hari ni mencuri sedikit masa untuk berkongsi tentang cara kami kelab IPSI dengan kerjasama IPSI bagaimana kami menyambut maulidur rasul. Iaitu dengan membuat edaran bunga dan coklat serta buku tentang Nabi Muhammad kepada bukan Islam. Alhamdulillah respon yang diterima sangat bagus. Ada antara mereka juga berterima kasih kerana memberi kepada mereka buku tentang Nabi Muhammad kerana mereka telah lama berminat untuk mengetahui tentang Nabi Muhammad tapi tidak berpeluang. Insyaallah pada tahun akan datang kami cuba merealisasikan dakwah dengan membuat edaran seperti ini lagi di seluruh Malaysia.
 
Ni adalah bunga dan coklat yang kami edarkan.


Sedang mendengar taklimat daripada Bro Kamaruddin sebelum memulakan edaran.


 
Ini antara mad'u kami.

Kepada yang berminat anda boleh lakukan sendiri untuk akan datang. Just beli beberapa kuntum bunga atau gift yang lain kemudian cari sedikit information tentang bukan Islam yang ringkas tapi padat, berilah pada rakan non-Muslim anda. Sekiranya tak berkemampuan, cukuplah dengan mencari artikel-artikel tentang Nabi Muhammad dan hantar artikel tersebut kepada email rakan non-Muslim anda. Biarlah rakan non-Muslim anda turut merasai kasih sayang Nabi Muhammad.

NUR
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Site Meter