12 December 2013

Bersederhanalah

In The Name of Allah The Most Gracious The Most Merciful

Assalamualaikum,

All praise is due to Allah, the Lord and Cherisher of the Universe. May His peace and blessings be upon our beloved prophet, Muhammad (PBUH), his household, companions and all followers of the right guidance till the Day of Judgment.

   

Alhamdulillah masih diberi kesempatan oleh Allah untuk terus memberikan perkongsian di alam maya nie. Few months had passed  since I wrote the last entry. Fuhhh….. Draft banyak je tapi nak siapkan dan sempurnakan sesuatu entry sangatlah mencabar. Terima kasih buat yang masih sudi menyinggah ke teratak maya saya.

Tahun baru Hijrah sudah menjengah ke bulan Safar, Tahun masihi 2013 pula bakal meninggalkan kita beberapa minggu lagi. Banyak sangat perkara yang berlaku beberapa bulan ni yang membuatkan saya berkali-kali rebah dan berkali-kali bangkit untuk meneruskan perjalanan. Atas keyakinan, Allah akan memberi kepada hambaNya yang mengharap dan meminta kepadaNya. Semoga masih terus-terusan diberikan kudrat oleh Allah. Okey, enough the touching session,huhu…

Hari nie nak kongsi berkaitan kesederhanaan yang ditekankan di dalam kehidupan tak kiralah dari aspek apa pun. Pernah dengar kuliah Mufti Menk, tak pasti tajuk apa tentang kisah Salman Al-Farisi dan Abu Darda’ dalam ibadah. Setiap dari kita punya hak masing-masing. Jangan terlalu kurang, jangan terlalu lebih, tapi ambillah pertengahannya. itu lebih baik.

----------------------------------------------------------------------

A Lesson in Rights, Salman Al-Farisi Teaches Abu Ad-Darda’

Narrated Abu Juhaifa (raa): The Prophet (saws) made a bond of brotherhood between Salman Al-Farisi (raa) and Abu Ad-Darda (raa)’. Salman (raa) paid a visit to Abu Ad-Darda’ (raa) and found Um Ad-Darda’ (raa) dressed in shabby clothes and asked her why she was in that state. She replied, "Your brother Abu Ad-Darda’ (raa) is not interested in (the luxuries of) this world."

In the meantime Abu Ad-Darda’ (raa) came and prepared a meal for Salman (raa). Salman (raa) requested Abu Ad-Darda’ (raa) to eat (with him), but Abu Ad-Darda’ (raa) said, "I am fasting." Salman (raa) said, "I am not going to eat unless you eat".

So, Abu Ad-Darda’ (raa) ate (with Salman). When it was night and (a part of the night passed), Abu Ad-Darda’ (raa) got up (to offer the night prayer), but Salman (raa) told him to sleep and Abu Ad-Darda’ (raa) slept.

After sometime Abu Ad-Darda’ (raa) again got up but Salman (raa) told him to sleep. When it was the last hours of the night, Salman (raa) told him to get up then, and both of them offered the prayer.

Salman (raa) told Abu Ad-Darda’ (raa), "Your Lord has a right on you, your soul has a right on you, and your family has a right on you; so you should give the rights of all those who has a right on you."

Abu Ad-Darda’(raa) came to the Prophet (saws) and narrated the whole story. The Prophet (saws) said, "Salman (raa) has spoken the truth."

Fasting – Sahih Bukhari: Volume 3, Book 31, Number 189

------------------------------------------------------------------------------

Dari Abdullah bin Walid berkata, aku mendengar Abdurrahman bin Hurairah menceritakan dari ayahnya dari Ibnu Mas’ud bahwa ketika sedang duduk bermajelis beliau berpesan,

“ Sesungguhnya kalian berada di tengah perjalanan malam dan siang, dalam umur yang terus berkurang, dan dalam berbagai amal yang selalu dijaga. Sedangkan kematian senantiasa datang dengan tiba-tiba. Barangsiapa yang menanam kebaikan, niscaya dia akan memetik kebahagiaan, dan barangsiapa yang menanam kejelekan niscaya dia akan menuai penyesalan. Setiap orang yang menanam akan mendapatkan sesuai apa yang dia tanam. Orang yang berlambat-lambat,tidak akan bersegera bagiannya, dan yang rakus tidak mampu mendapatkan apa yang belum ditetapkan baginya. Barangsiapa yang dikarunia kebaikan maka Allah lah yang memberinya, dan barangsiapa yang dijaga dari kejelekan maka Allah lah yang menjaganya.”

(Petikan dari Ensiklopedia Hikmah- Abdullah bin Mas’ud) 

Setiap kita akan dihitung amalannya. Semoga kita tergolong dalam golongan yang beruntung dan berhasil mendapat bahagian amalan kebaikan  di akhirat kelak. Kita hanyalah musafir yang berkelanan di bumi Allah yang tiba masanya bakal meninggalkan bumi yang sementara untuk ke dunia yang kekal abadi.

Muhammad bin Hanafiyah berkata, “Sesungguhnya Allah menjadikan syurga harga bagi jiwa-jiwa kalian, maka janganlah kalian menjual jiwa kalian untuk  selain syurga.”

Jum’ah Mubarak! Smile

  

       dunia ku

   

p/s: Tajuk dan isi entry langsung tak berkait…huhu.. ape pun, semoga bermanfaat.. Winking smile   

    

With Love,Red heart

NUR

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Site Meter